Resensi Novel Komet Minor Tere Liye

Hai sobat penaku,
Salam literasi,
Di sini akan dibahas mengenai buku keenam sekaligus buku terakhir dari serial "Bumi". Jadi, simak yuuk..

Resensi Novel Komet Minor 

Judul buku : Komet Minor
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2019
Tebal buku : 374 halaman
Harga : Rp 105.000;00

Sinopsis

Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapa pun yang menang, semua berakhir di sini, di Klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.

Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, Seli, dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat. Bersama-sama kami melewati berbagai rintangan,memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama.

Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan.

Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.

Novel Komet Minor merupakan lanjutan dari petualangan antar klan Raib, Ali dan Seli. Kali ini di Klan Komet Minor. Sebuah klan di mana pusaka paling hebat pernah dibentuk. Dan karena itulah, si Tanpa Mahkota harus bersusah payah untuk mencari klan ini.

Jika serial-serial sebelumnya Tere Liye biasa mengawali cerita di Klan Bumi saat masa sekolah, namun tidak dengan Komet Minor ini. Episode pertama novel ini dimulai dengan situasi tegang. Ya, saat Raib, Ali dan Seli terikat jaring perak karena Max yang berkhianat tanpa bisa berbuat apa-apa. Sedang Max sendiri - yang sebenarnya adalah si Tanpa Mahkota - sedang bersiap menyambut portal menuju Komet Minor. Situasi menjadi semakin rumit saat seekor ikan raksasa sedang melesat menuju ke arah mereka dan bersiap menelan mereka. Tidak ada yang bisa diandalkan. Seli masih setengah sadar akibat terlalu banyak menelan air, sedang Ali, si biang kerok itu malah sibuk dengan dirinya sendiri. Hal itu membuat Raib sedikit kesal. Namun, di detik terakhir, sebelum ikan raksasa itu menelan seliruh Pulau Hari Minggu - tempat di mana tumbuhan aneh itu berada - sebuah cermin yang terbuat dari berlian menggelinding dari saku Ali. Tidak butuh waktu lama, seseorang muncul dari portal cermin itu. Dia adalah Batozar sang pengintai. Situasi pun berubah. Tanpa disangka, Batozar langsung melakukan teknik teleportasi menuju Pulau Hari Minggu. Dan saat mereka tiba, Pulau Hari Minggu sudah sempurna ditelan ikan raksasa itu.

Terjadi adegan pertarungan dengan si Tanpa Mahkota selama mereka berada di dalam ikan itu. Namun, tidak butuh waktu lama, karena sebenarnya dasar dari ikan itu adalah Pulau Hari Minggu.

Petualangan mereka pun dimulai. Layaknya adegan petualangan pada umumnya, mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk tujuan tertentu. Dalam kasus ini adalah untuk menemukan pusaka paling hebat antar klan tersebut. Mereka harus berlomba dengan si Tanpa Mahkota. Karena menurut informasi yang didapat pusaka itu terbagi menjadi tiga. Satu bagian berada di Arci sang pemanah, satu bagian berada di Kulture, dan satu bagian lagi berada ditangan Finale. Sekaligus menjadi pertempuran terakhir dalam novel ini. Mereka bertiga adalah mantan Para Pemburu yang dulunya adalah penjaga kedamaian Klan Komet Minor. Berbagai pertarungan juga rintangan telah mereka lewati. Mulai dari bertarung melawan cacing pasak, bertarung melawan ribuan kadal raksasa yang melemparkan bola api, hingga bertarung melawan si Tanpa Mahkota itu sendiri. Di sini mereka juga menemukan teman perjalanan yang hebat , Batozar sang pengintai. Dengan segala pengalamannya petualang mereka menjadi terasa lebih mudah. 

Adegan dalam novel kali ini cukup menguras emosi. Apalagi saat Seli yang nyaris mati karena gigitan cacing pasak. Tubuhnya berubah menjadi hijau dan tidak ada obat atau teknik penyembuhan apa pun yang bisa menyelamatkannya. Hanya keinganan kuat dari Seli lah yang bisa menyelamatkannya.
Tidak hanya itu, di dalam novel ini juga ada adegan di saat mereka sedang berhadapan dengan Kulture - dalam novel ini dia juga memiliki nama lain yaitu Lady Ooprah, seorang top model paling terkenal di Kota Archantum- di mana Batozar yang awalnya dikira pemeran monster dalam filmnya harus menjalani akting yang menyebalkan. Untuk kemudian sebagai syarat untuk mendapatkan bagian ke dua dari pusaka itu, salah satu dari mereka harus menjadi pengisi di acara talkshow yang akan disiarkan live dengan tema  keluarga. Dan Ali lah yang menjadi pemerannya. 

Dalam novel ini juga terdapat banyak tambahan tokoh. Paman Kay dan Bibi Nay masih muncul di akhir cerita. Terdapat juga  empat tokoh  Para Pemburu, yaitu Arci, Kulture, Finale dan Entre. Masing-masing tokoh memiliki kekuatan dan karakter yang berbeda. Arci dengan sifat misterius namun baik hati. Finale yang pelupa. Kulture yang ramah.  Dan Entre yang dingin dan cuek. Selain itu ada dua tokoh kembar yang berasal dari Proxima Centauri - sebuah klan dari kostelasi lain. Mereka bernama ST4R dan SP4RK. Ada momen menarik saat mereka bertemu, yaitu Ali yang mendadak menjadi pendiam dan salah tingkah saat bertatapan dengan ST4R. 

Novel Komet Minor ini sangat menarik. Bisa dilihat dari sinopsisnya yang menyebutkan bahwa novel ini merupakan petarungan terakhir antara Raib, Ali  dan Seli melawan si Tanpa Mahkota. Adegan pertarungan juga sangat menghibur sekaligus menegangkan. Namun, ada sebuah teka-teki dari novel ini yaitu tentang orang tua Ali. Di dalam novel, saat Ali bercerita tentang keluarga, ia berkata bahwa dirinya yatim piatu namun hidup di bawah ilusi bahwa orang tuanya masih hidup dan sibuk bekerja di luar negeri. Tidak ada penjelasan lain setelah itu. Ali menolak menceritakan lebih detail saat Seli bertanya. 

Novel ini juga mengungkap sebuah rahasia siapa keturunan dari si Tanpa Mahkota. Dia adalah Ali yang pastinya tidak pernah kita duga sebelumnya. Lagi-lagi, Tere Liye sukses membuat para pembaca geregetan sekaligus terpuaskan. Alur yang digunakan sangat mudah dipahami karena hanya menggunakan alur maju. 

Kekurangan dari novel ini, menurut saya sebagai pembaca adalah kurang memuaskannya kekutan yang digambarkan dari pusaka paling hebat itu. Memang betul, pusaka itu dengan mudah mengalahkan si Tanpa Mahkota meskipun sedang dalam mode Teknik Bayangan Malam dengan sekali tembak. Namun, seharusnya pengarang bisa menceritakan lebih kekuatannya agar pembaca lebih puas lagi. Dan sinkron dengan namanya psebagai pusaka paling hebat. Selaian itu, potongan kisah bahwa Ali adalah anak si Tanpa Mahkota dibiarkan menggantung tanpa penjelasan. Bahkan di sini pun, tidak digambarkan dengan dengan detail bagaimana ekspresi Ali. Seharusnya, ad gambaran Ali yang shock atau bahkan penjelasan bahwa sebenarnya Ali sudah tahu.

Bagian yang aku suka :

  • "... Maksudku bukan beruntung memiliki kode genetik hebat tersebut, melainkan beruntung memiliki teman-teman terbaik sejak usiamu masih sangat muda. Kita tidak bisa memilih akan terlahir seperti apa, tapi kita bisa memilih mau menjadi teman-teman terbaik atau tidak." (hal. 141)
  • "Aku tidak tahu apa definisi keluarga. Saat seorang bayi dilahirkan di tengah badai di lautan, saat kedua orangtuanya tewas saat badai itu, dia  kemudian tinggal sendirian di rumah besar bersama belasan pembantu, dengan ilusi bahwa orangtuanya masih hidup, bahwa mereka sibuk bekerja di luar negeri. Bagaimana mungkin anak kecil itu akan tahu apa itu definisi keluarga? Omong kosong dia tahu. Tapi dia memilih menjalaninya. Berhenti bertanya. Berhenti menyalahkan banyak hal." (hal. 283)
  • "Jika kita membunuhnya, apa bedanya kita dengan dia, Ali? Jangan bunuh dia. Aku punya rencana yang lebih baik." (hal. 358)
  • "Kita tidak pernah tahu akibat yang telah kita perbuat, Entre. Apa dampaknya ke kehidupan berikunya dan berikutnya lagi. Hanya karena sesuatu itu terlihat buruk, tidak otomatis jadi buruk betulan. Pun sebaliknya, hanya karena sesuatu terlihat baik, tidak otomatis memang baik sesungguhnya. Mungkin saja ada hikmah yang tersembunyi, yang tidak kita pahami ..." (hal. 366)
Nah, bagaimana? Setelah membaca resensinya pasti kalian yang belum membaca versi aslinya penasaran, bukan? Jadi, lekaslah membaca. Karena seperti novel Tere Liye yang lain selalu ada hikmah atau pelajaran penting yang dapat kita ambil. Selain itu, novel ini juga bisa membuka lebih luas pengetahuan mengenai teknologi. Karena teknolgi di klan ini labih maju daripada teknologi di Klan Bintang. Bayangkan saja, mereka bisa meneportasi satu kota ke tempat lain. Manarik, bukan? Jadi, jangan ragu buat membacanya. 
Sekian...
Salam literasi.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mudah Kuasai Penokohan Cerita

Stuck menulis? Jangan khawatir!! Ada tips Wouw nya lhoo