Resensi Novel Komet Tere Liye
Hai sobat penaku,
Salam literasi,
Kali ini DiaryPenaku akan mencoba untuk membuat resensi novel yang berjudul Komet.
Yuppss, mungkin dari kalian penggila Tere Liye pastilah tidak asing dengan serial ini. Kisah persahabatan antara Raib, Ali dan Seli yang mengharukan selalu membuat kangen pembaca. Benar begitu, bukan? Nah, buat kalian yang belum tahu, jangan khawatir. Karena di sini akan di tulis resensinya. Simakk yuukk..
Resensi Novel Komet
Judul Buku : Komet
Penulis : Tere Liye
Penerbut : Pt Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 384 halaman
Harga : Rp 95.000;00
Sinopsis :
Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.
Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Novel ke-5 serial Bumi karangan Darwis Tere Liye ini kembali bercerita tentang petualangan Raib, Seli dan Ali menjelajah dunia paralel yaitu Klan Komet. Kisah ini di mulai dari petualangan mereka sebelumnya yang sudah berhasil menggagalkan rencana Sekretaris Dewan Kota Klan Bintang untuk meruntuhkan pasak bumi yang akan menghancurkan klan permukaan. Namun, di saat bersamaan mereka juga telah membebaskan si Tanpa Mahkota. Sebuah masalah besar bagi semua klan.
Terbersit kabar bahwa rencana si Tanpa Mahkota selanjutnya adalah mencari Klan Komet. Sebuah klan di mana pusaka paling hebat dunia paralel pernah dibuat. Maka Ali, dengan segala kecerdasannya mulai melakukan penelitian di basemen rumahnya untuk mencari di mana Klan Komet itu berada. Satu hal yang Ali tahu – dari buku tua milik Zaad – bahwa portal menuju Klan Komet ada di Klan Matahari. Di sana tertulis Klan Komet adalah sebuah pulau di tengah lautan biru dan tumbuhan aneh.
Dengan bantuan kurir antar klan, Ali mengirim berita itu kepada Av – tokoh dalam Klan Bulan, yang dibalas dengan sepucuk surat. Di dalamnya tertulis bahwa misi mereka selanjutnya adalah menemukan Klan Komet lebih cepat dari pada si Tanpa Mahkota. Maka, dibentuklah aliansi antar klan dengan Raib, Ali dan Seli juga ikut di dalamnya.
Petualangan mereka di mulai dengan membuka portal menuju Klan Matahari. Tepatnya di stadion kota Ilios, tempat di mana pertama kali mereka mendatangi klan itu. Bedanya, kali ini bukan pembukaan Festival Bunga Matahari melainkan penutupannya. Menurut Miss. Selena, si Tanpa Mahkota akan menggunakan bunga matahari yang mekar pertama kali itu untuk membuka portal Klan Komet.
Dan ternyata dugaan itu benar. Tepat, saat bunga matahari pertama itu muncul, si Tanpa Mahkota beserta Tamus dan Fala-tara-tana IV datang menyerang stadion. Pertempuran pun terjadi. Aliansi antar klan berusaha menghalangi si Tanpa Mahkota untuk mendapatkan bunga itu. Namun, kekuatan si Tanpa Mahkota terlalu besar. Bunga itu berhasil di dapatnya, dan portal menuju Klan komet berhasil dibukanya. Ali yang melihat si Tanpa Mahkota meloncat ke dalam portal, tanpa pikir panjang ikut meloncat. Kemudian disusul Raib dan Seli. Maka tibalah mereka di Klan Komet.
Petualangan mereka di mulai. Raib, Seli dan Ali tiba di sebuah pulau di saat badai hebat sedang melanda. Pulau di mana teknologi canggih tidak lagi berfungsi. Dalam ketidak pastian, juga rasa lelah dan lapar akhirnya mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay. Tentunya setelah mereka berhasil melewati ujian yang pertama yaitu ujian kejujuran. Paman Kay berkata bahwa mereka sedang berada di Pulai Hari Senin. Dan untuk menemukan pulau dengan tumbuhan aneh itu, mereka harus kembali bertualang mengarungi lautan menuju pulau hari Selasa, dan seterusnya. Ya, nama pulau di Klan Komet diambil dari nama hari. Di sanalah mereka bertemu dengan Max, sang pelaut.
Berbagai rintangan dan ujian pun mereka lalui di setiap perjalanan menuju pulau berikutnya. Mulai dari ujian kepedulian, dengan membantu Cindanita mencari bonekanya di Pulau Hari Selasa. Ujian kesabaran dengan mendengarkan celoteh sepanjang malam dan Ujian Kecerdasan dengan mengalahkan kawanan burung hitam di Pulau Hari Rabu. Ujian ketulusan dengan menolong perompak yang kesakitan di Pulau Hari Kamis. Dan puncaknya ujian ketangguhan, saat kapal mereka di serang gurita raksasa sehingga mereka harus mengayuh bilah papan menuju Pulau Hari Sabtu mengarungi lautan.
Bagai roda yang berputar, kehidupan mereka berganti begitu cepatnya. Kadang mereka di atas untuk sedetik kemudian terjun bebas menuju titik paling bawah. Namun, mereka sadar satu hal bahwa persahabatan adalah segalanya. Dengan hal itu pula, akhirnya mereka berhasil menuju Pulau Hari Sabtu dan harus menjalani ujian terakhir yaitu ujian melepaskan.
Pulau ini juga merupakan pulau terakhir untuk menemukan portal menuju Klan Komet Minor. Ya, Klan Komet bukanlah tempat di mana pusaka hebat itu berada. Masih ada klan lain yaitu Komet Minor.
Dengan portal cermin yang dibuka oleh Paman Kay sebagai pemilik kunci lautan, akhirnya mereka sampai di Pulau Hari Minggu di mana tumbuhan aneh itu berada. Namun, cerita ini diakhiri dengan sebuah pengkhianatan. Dia adalah Max, yang sebenarnya adalah si Tanpa Mahkota yang menyamar. Karena sebenarnya tanpa Raib, Seli dan Ali yang memiliki hati sebening kristal, si Tanpa Mahkota tidak bisa sampai di Pulau Hari Minggu.
Seperti kalimat terakhir yang ditulis dalam novel ini, petualangan mereka belum berakhir. Masih akan ada kelanjutannya di novel Komet Minor.
Perjuangan ini sama sekali belum berakhir. Dan harus menunggu lagi...
Dialog yang aku suka :
• “Baik, akan kujawab. Tidak perlu memperlihatkan wajah bagai purnama bersinar itu, Ra. Akan kujelaskan.” Ali melambaikan tangan (hal.26)
• “Aku tidak sepintar itu. Aku juga tidak selalu tahu solusi masalah kita, Ra...”Ali berkata lagi. (hal.352)
• “ Berangkatlah, Nak. Petualangan baru telah menunggu kalian di sana. Berhati-hatilah selalu. Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tidak seperti yang terlihat. Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal. Aku bisa saja membantu kalian menyingkap rahasia, topeng, kebohongan di ruangan ini misalnya, tapi membiarkan kalian memahaminya secara langsung akan lebih bijak. Aku juga bisa saja menghentikan banyak kerusakan di dunia sekarang juga, tapi membiarkan kalian belajar, tumbuh dengan hati yang jernih, akan membawa banyak kebaikan bagi dunia paralel. Berangkatlah.” (hal.366)
Novel Komet ini merupakan sebuah novel perpaduan antara science fiction dan fantasy. Namun, berbeda dengan novel fantasi pada umumnya, dalam novel ini pengarang membubuhkan bukti-bukti nyata dari peristiwa fantasi yang terjadi. Misal, tumbuhan aneh yang matang setelah 2000 tahun. Tere Liye menambahkan bukti bahwa di bumi juga ada tanaman dengan masa generatif dan vegetatif yang cukup lama yaitu coco de meer. Selain itu, pemilihan diksi yang tepat, juga kalimat yang mudah untuk dipahami menambah nilai plus bagi novel ini. Penggunaan twis ending di sini juga amat menarik. Dengan alur yang dibuat pengarang, sulit untuk ditebak jika cerita akan berujung pada pengkhianatan.
Kekurangannya yaitu, ending yang serasa dipaksakan untuk selesai pada halaman itu. Sehingga menyebabkan pembaca belum terlalu puas dengan cerita. Selain itu, sedikit atau kurang geregetnya adegan pertarungan menyebabkan novel ini sedikit hambar. Adegan pertarungan hanya sebatas melawan perompak dan burung hitam saja. Bahkan, saat mereka tahu Max adalah si Tanpa Mahkota. Jika bukan karena tingkah lucu Ali, mungkin pembaca akan merasa bosan. Berbeda dengan serial Bumi lainnya, yang menonjolkan peningkatan kekuatan dari para tokoh.
Namun, di balik semua itu Novel Komet ini sangat cocok dibaca bagi kalian pencinta genre fantasi. Atau kalian yang sedang membutuhkan asupan buku untuk menambah ilmu kepenulisan. Karena penggambaran tokoh juga setting di sini sangatlah baik. Jadi, mulailah membaca...
Nah, itulah resensi dari Novel Komet. Semoga postingan ini selalu bermanfaat.
Sekian...
Salam literasi...😊💞
Comments
Post a Comment